Saturday, December 7, 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » Bukalah Bajumu Kubuka Bajuku

Bukalah Bajumu Kubuka Bajuku


Membaca sepintas, judul tulisan di atas mungkin kelihatan mesum, jorok dan porno. Tapi bukanlah maksud penulis untuk membuat sebuah tulisan yang jorok dan mesum. Judul tulisan di atas sengaja dipilih untuk lebih menggambarkan maksud sebenarnya dari tulisan yang akan penulis paparkan berikut ini.

Dewasa ini, seringkali kita dihadapkan pada masalah tingkah dan perilaku sebagian teman-teman kita. Adakalanya teman-teman itu membuat kita merasa terpojok, terkucilkan, bahkan mungkin terhinakan oleh tingkah dan perilaku mereka. Bagaimana tidak? Mereka selalu saja berbicara dengan menggunakan "bahasa" mereka; mereka juga berpakaian dengan mengenakan "baju" mereka sendiri. Teman-teman kita disini berbicara dengan "bahasa" sekolah sendiri, sedangkan teman-teman kita di sekolah lain berbicara pula dengan "bahasa" sekolahnya. Teman-teman kita disini berpakaian dengan "baju" sekolah sendiri, sementara teman-teman kita di sekolah lain berpakaian dengan "baju" -nya pula. Inilah yang membuat kita semua terasing dari teman-teman kita sendiri. Kita menjadi terasing dengan teman-teman kita se-SD, bahkan sekampung, hanya karena "bahasa" dan "baju" yang berbeda. Yang lebih parah dari itu, seringkali kita menjadi bermusuhan bahkan terjadi tawuran antar-teman hanya karena masalah "bahasa" dan "baju" itu.

Untuk menyikapi, dan sekaligus mengatasi, masalah tersebut, tidak ada jalan lain bagi kita selain harus berbicara dalam "bahasa" yang sama, yaitu "bahasa" siswa, tak perduli dimana ia sekolah. Kita juga harus membuka "baju" masing-masing. Kita harus melepaskan ikatan-ikatan primordial (kelompok/kesukuan) yang menjerat kita, dan menjadikan kita seolah berbeda dengan teman-teman yang lain. Jangan jadikan "baju" sekolah yang berbeda ini sebagai alasan untuk tidak mau berteman dan bergaul dengan mereka. Kita harus sadar, bahwa suatu saat kelak teman-teman kita yang berbeda sekolah itu akan menjadi teman selingkungan dengan kita, mungkin mereka menjadi teman se-SMA, se-SMK, se-perguruan tinggi, se-pekerjaan, atau mungkin saja menjadi teman serumah.

Sekarang, marilah kita buka "baju" kita. Kita tanggalkan semua atribut sekolah yang membedakan kita dengan siswa-siswa dari sekolah lain. Bersatulah kita dalam semangat perjuangan untuk sama-sama membangun negeri yang tercinta ini. Janganlah kita membuat Ibu Pertiwi kita semakin sedih dan menangis karena melihat anak-anaknya selalu bertengkar dan berselisih, hanya karena perbedaan "bahasa" dan "baju" saja. Mulailah dari sekarang. Bukalah bajumu, kubuka bajuku!

No comments:

Post a Comment