Monday, November 4, 2013
Browse Manual »
Wiring »
2012
»
fifa
»
pemain
»
terbaik
»
tim
»
Pemain Terbaik FIFA 2012 Tim Terbaik
11 pemain dari tiga klub di dua kota yang berkompetisi di La Liga terpilih mengisi formasi 4-3-3 Tim Terbaik FIFA 2012.
Casillas; Marcelo, Alves, Ramos, Pique; Xavi, Xabi, Iniesta; Messi, Ronaldo dan Falcao.
Barcelona menyumbang lima pemain, Real Madrid ada juga lima bintangnya dan Atletico Madrid menyisipkan seorang Falcao.
Tidak ada satupun pemain yang bermain di kota Manchester, London, Milan, Muenchen, Turin, Dortmund atau Paris masuk daftar Tim Terbaik FIFA 2012 yang merupakan hasil pilihan 49 asosiasi pemain profesional di dunia.
Mengapa Andrea Pirlo, Gianluigi Buffon, Philip Lahm, Sergio Aguero, Zlatan Ibrahimovic atau Yaya Toure bisa tidak terpilih? Atau Robin van Persie yang bermain luar biasa selama 2012?
Premier League memang liga terpopuler di muka bumi. Milyaran manusia menyaksikan aksi para pemain Liga Inggris setiap akhir pekan di layar televisi.
Di negeri Ratu Elizabeth itu banyak pemain yang digaji ratusan miliar rupiah per musim. Klub-klub di sana juga bisa meraup uang banyak dengan mudah lewat bagi keuntungan siaran televisi, jualan tiket sampai cinderamata. Saluran olahraga terkemuka, Sky Sports pun menobatkan Premier League sebagai liga sepak bola terbaik sejagat.
Kritik pun datang terhadap susunan Tim Terbaik FIFA 2012.
Mengapa bisa klub seperti Atletico Madrid menyumbang pemainnya di susunan tersebut? Padahal Atletico hanya finis di peringkat lima klasemen akhir La Liga musim 2011/2012.
Tunggu dulu, Atletico Madrid bisa merengkuh gelar juara Liga Europa 2011/2012. Atletico juga sanggup mengalahkan juara Liga Champions, Chelsea, di ajang Piala Super Eropa. Padahal Liga Champions adalah kasta kompetisi tertinggi antar klub Eropa.
Lalu dua klub teratas Premier League di musim 2011/2012, Manchester City dan Manchester United dikalahkan oleh dua klub La Liga. City ditumbangkan oleh Real Madrid dan United yang superior selama satu dekade terakhir di Liga Champions bertekuk lutut di hadapan Athletic Bilbao saat keduanya bertemu di Liga Europa.
Belum berhenti di situ, di tingkat tim nasional, siapa yang meragukan kualitas timnas Spanyol? La Furia Roja membuat sejarah baru mampu mempertahankan gelar Piala Eropa 2008 di edisi 2012 sekaligus mencatat skor terbesar di final setelah menang 4-0 dari Italia.
Bagaimana dengan tim nasional Inggris? Permainan dan pencapaian mereka memalukan.
Meski Gerard Pique permainannya tidak menonjol selama 2012, tapi ia bermain luar biasa dan memberikan kontribusi saat Spanyol juara Piala Eropa 2012.
Berbeda dengan John Terry atau Julian Lescott yang sukses di klub masing-masing namun tampil buruk bersama timnasnya.
Ada lagi yang mempengaruhi penilaian mengapa pemain Madrid dan Barca mendominasi Tim Terbaik 2012. Saat proses pemilihan berlangsung, dua klub itu bertemu sebanyak enam kali lewat laga termasyhur, El Clasico.
Pertemuan sebanyak itu disaksikan oleh ratusan juta pasang mata lewat layar televisi. Di situ Marcelo (Real Madrid) dan Dani Alves (Barcelona) memamerkan kemampuannya sebagai bek sayap terbaik dunia melawan pemain-pemain dari dua klub terhebat di muka bumi.
Sedangkan United dan City dalam periode yang sama cuma bertemu satu kali.
Di Spanyol juga ada tiga pelatih terbaik dunia saat ini. Vicente Del Bosque, Pep Guardiola dan Jose Mourinho yang orang Portugal.
Sedangkan di Inggris hanya Sir Alex Ferguson yang punya prestasi mendunia.
Budaya sepak bola di Spanyol juga sangat kuat. Lihat bagaimana akademi La Masia Barcelona menghasilkan pemain-pemain hebat. Perhatikan pula bagaimana para pemandu bakat dan akademi dari Real Madrid, Atletico Madrid, Sevilla dan klub lainnya mencari, merekrut dan mendidik pemain-pemain muda berpotensi.
Dani Alves ditemukan oleh Sevilla, Marcelo kecil direkrut oleh Madrid, lalu Atletico Madrid menemukan Sergio Aguero dan membina Fernando Torres yang kemudian diekspor ke Premier League.
Falcao pun lebih memilih ke Atletico saat pindah dari FC Porto, bukan ke klub Premier League. Begitupula pemain-pemain Amerika Selatan lainnya yang lebih tertarik ke Spanyol karena memiliki budaya, bahasa, makanan dan iklim yang tidak jauh berbeda dengan kampung halamannya.
Memiliki liga terbaik tidak otomatis menghasilkan klub dan pemain terbaik.
Sumber: id.olahraga.yahoo.com
Pemain Terbaik FIFA 2012 Tim Terbaik
11 pemain dari tiga klub di dua kota yang berkompetisi di La Liga terpilih mengisi formasi 4-3-3 Tim Terbaik FIFA 2012.
Casillas; Marcelo, Alves, Ramos, Pique; Xavi, Xabi, Iniesta; Messi, Ronaldo dan Falcao.
Barcelona menyumbang lima pemain, Real Madrid ada juga lima bintangnya dan Atletico Madrid menyisipkan seorang Falcao.
Tidak ada satupun pemain yang bermain di kota Manchester, London, Milan, Muenchen, Turin, Dortmund atau Paris masuk daftar Tim Terbaik FIFA 2012 yang merupakan hasil pilihan 49 asosiasi pemain profesional di dunia.
Mengapa Andrea Pirlo, Gianluigi Buffon, Philip Lahm, Sergio Aguero, Zlatan Ibrahimovic atau Yaya Toure bisa tidak terpilih? Atau Robin van Persie yang bermain luar biasa selama 2012?
Premier League memang liga terpopuler di muka bumi. Milyaran manusia menyaksikan aksi para pemain Liga Inggris setiap akhir pekan di layar televisi.
Di negeri Ratu Elizabeth itu banyak pemain yang digaji ratusan miliar rupiah per musim. Klub-klub di sana juga bisa meraup uang banyak dengan mudah lewat bagi keuntungan siaran televisi, jualan tiket sampai cinderamata. Saluran olahraga terkemuka, Sky Sports pun menobatkan Premier League sebagai liga sepak bola terbaik sejagat.
Kritik pun datang terhadap susunan Tim Terbaik FIFA 2012.
Mengapa bisa klub seperti Atletico Madrid menyumbang pemainnya di susunan tersebut? Padahal Atletico hanya finis di peringkat lima klasemen akhir La Liga musim 2011/2012.
Tunggu dulu, Atletico Madrid bisa merengkuh gelar juara Liga Europa 2011/2012. Atletico juga sanggup mengalahkan juara Liga Champions, Chelsea, di ajang Piala Super Eropa. Padahal Liga Champions adalah kasta kompetisi tertinggi antar klub Eropa.
Lalu dua klub teratas Premier League di musim 2011/2012, Manchester City dan Manchester United dikalahkan oleh dua klub La Liga. City ditumbangkan oleh Real Madrid dan United yang superior selama satu dekade terakhir di Liga Champions bertekuk lutut di hadapan Athletic Bilbao saat keduanya bertemu di Liga Europa.
Belum berhenti di situ, di tingkat tim nasional, siapa yang meragukan kualitas timnas Spanyol? La Furia Roja membuat sejarah baru mampu mempertahankan gelar Piala Eropa 2008 di edisi 2012 sekaligus mencatat skor terbesar di final setelah menang 4-0 dari Italia.
Bagaimana dengan tim nasional Inggris? Permainan dan pencapaian mereka memalukan.
Meski Gerard Pique permainannya tidak menonjol selama 2012, tapi ia bermain luar biasa dan memberikan kontribusi saat Spanyol juara Piala Eropa 2012.
Berbeda dengan John Terry atau Julian Lescott yang sukses di klub masing-masing namun tampil buruk bersama timnasnya.
Ada lagi yang mempengaruhi penilaian mengapa pemain Madrid dan Barca mendominasi Tim Terbaik 2012. Saat proses pemilihan berlangsung, dua klub itu bertemu sebanyak enam kali lewat laga termasyhur, El Clasico.
Pertemuan sebanyak itu disaksikan oleh ratusan juta pasang mata lewat layar televisi. Di situ Marcelo (Real Madrid) dan Dani Alves (Barcelona) memamerkan kemampuannya sebagai bek sayap terbaik dunia melawan pemain-pemain dari dua klub terhebat di muka bumi.
Sedangkan United dan City dalam periode yang sama cuma bertemu satu kali.
Di Spanyol juga ada tiga pelatih terbaik dunia saat ini. Vicente Del Bosque, Pep Guardiola dan Jose Mourinho yang orang Portugal.
Sedangkan di Inggris hanya Sir Alex Ferguson yang punya prestasi mendunia.
Budaya sepak bola di Spanyol juga sangat kuat. Lihat bagaimana akademi La Masia Barcelona menghasilkan pemain-pemain hebat. Perhatikan pula bagaimana para pemandu bakat dan akademi dari Real Madrid, Atletico Madrid, Sevilla dan klub lainnya mencari, merekrut dan mendidik pemain-pemain muda berpotensi.
Dani Alves ditemukan oleh Sevilla, Marcelo kecil direkrut oleh Madrid, lalu Atletico Madrid menemukan Sergio Aguero dan membina Fernando Torres yang kemudian diekspor ke Premier League.
Falcao pun lebih memilih ke Atletico saat pindah dari FC Porto, bukan ke klub Premier League. Begitupula pemain-pemain Amerika Selatan lainnya yang lebih tertarik ke Spanyol karena memiliki budaya, bahasa, makanan dan iklim yang tidak jauh berbeda dengan kampung halamannya.
Memiliki liga terbaik tidak otomatis menghasilkan klub dan pemain terbaik.
Sumber: id.olahraga.yahoo.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment